Saturday, April 21, 2007

Wanita Masa Kini

Ia adalah seorang pembimbing, pendampng, ibu, perawat, istri, dan seorang teman.
Ia bisa berarti banyak bagi banyak orang.
Ia adalah wanita masa kini.
Ia adalah wanita baru di setiap jaman
Ia memberi begitu banyak dan mengambil apa yang patut didapatnya.
Ia berbicara, meski itu membuatnya tidak nyaman
Ketika kehidupan memberinya asam,
Wanita Masa Kini mengambil dan mengolahnya
menjadi manisan asam atau sayur asam,
mana yang lebih kalian suka?

:-)

Sebagai wanita masa kini, aku mempunyai tujuan yang sama dengan ibu, bahkan nenekku. Aku hanya ingin merawat dan membesarkan anak-anakku di lingkungan yang sehat dan aman. Satu-satunya perbedaan antara kami adalah ibu lahir di tahun 50-an setelah kemerdekaan, sedangkan emak (nenek) lahir di tahun 30-an, setelah gunung merapi di sumatera meletus, katanya.

Ibu, tidak banyak yang bisa ku ceritakan tentang beliau. Tak banyak yang kuingat. Beliau pergi sedikit terlalu cepat, sebelum kami berbagi teralu banyak.

Emak, di usianya yang ke-13 sudah menikah dan merawat adik-adiknya. Ketika memasuki usia aqil-baligh, emak tumbuh menjadi seorang wanita dan berperan sebagai ibu dan istri. Nenek tidak pernah bekerja ataupun mengenyam pendidikan formal. Namun, saat bisnis kakek merugi, beliau melakukan apapun agar keluarga dapat bertahan.

Saat ini aku ingin melakukan yang terbaik untuk diri dan anak-anakku, seperti halnya emak. Saat ini sebagai wanita, kita telah medapatkan banyak hal; hak untuk memilih, hak untuk mendapatkan pendidikan, bahkan banyak lagi. Tapi atas nama emansipasi, kadang kita tidak mengindahkan tugas utama kita. Wanita masa kini tidak lagi meminta persamaa hak, tapi kita melangkah lebih jauh dengan gerak feminisme 'menantang' duel para pria.

Gerakan anti pornografi merupakan contoh yang cukup baik. Wanita dengan dukungan feminisme berteriak untuk mendapatkan hak kebebasan berekspresi dengan pose-pose menantang syahwat penikmat melalui berbagai media. Di saat yang lain, para feminist berteriak tentang pelecehan seksual yang dilakukan melalui lisan, tulisan, atau perbuatan yang dilakukan para pria.

Menjadi Wanita Masa Kini seharusnya berarti memberikan kontribusi pada kemanusiaan sebagai pribadi yang utuh. Ini merupakan kesatuan dari pencarian tujuan hidup, pengejawantahannya dalam hidup dan hanya bergantung pada diri sendiri.

Menjadi Wanita Masa Kini artinya ingin memiliki kue besar seorang diri, namun tidak untuk dinikmati seorang diri. Kebahagiaan Wanita Masa Kini adalah menikmati sebagian kecil dari kue besar yang telah dibagi dengan penuh kasih.

Menjadi Wanita Masa Kini artinya berjuang bahu membahu bersama pria, tanpa melupakan profesi mulianya sebagai ibu dan istri.

Selamat Hari Kartini!

0 comments: