Friday, September 12, 2008

Meng-install Kebahagiaan

Pernah sih satu hari saja, dalam hidup... kita merasa kehilangan kebahagiaan? Ada yang pernah, tapi gak sedikit yang merasa gak pernah kehilangan kebahagiaan...

Istilah meng-install kebahagiaan ini, saya dapat saat berbicara dengan seorang teman yang belakang ini, cukup sering bersentuhan dengan kehidupan saya. Begini beliau bilang waktu bertemu, "Dea... aku bahagia sekali"
"Kenapa mbak...?" Menurut hemat saya, bahagia itu harus ada sebab-nya.
"Gak kenapa-napa... aku bahagia aja." Saya melongo, hehehe... kemudian beliau melanjutkan, "Kamu tau gak, Dea... kita bisa menginstall kebahagiaan itu."

"Caranya mbak?" Masih syok gak ngerti.
"Begini, setiap kamu merasakan kebahagiaan, coba kamu resapi rasa bahagia itu sambil pegang daerah tertentu di tubuh kami. Kalau saya, selalu begini." Beliau mempraktekkannya, tangan beliau sedikit terkepal a la pendekar shaolin, namun hanya ujung jadi telunjuk kanan yang menyentuh buku jadi telunjuk kiri. "Saya sedang meng-install kebahagiaan."

"Terus..."
"Setiap kali saya menemukan momen yang membuat saya bahagia, saya install... Setiap kali saya merasa kurang bahagia, saya pegang bagian ini, "beliau menunjuk buku jari telunjuknya, "Dan rasa bahagia kembali menyelusup di hati saya..."

"Subhanallah... Bisa ya mbak?"
"Bisa, Dea... kamu juga bisa coba meng-install kebahagiaan sama anak-anak kamu..."

"Caranya mbak?" Semakin tertarik...
"Jadi setiap kali, kamu mempunyai momen yang menyenangkan dengan anak-anak, katakan sambil menepuk bahu kanan-nya, aduh... Mami seneng dech kita dibasa main hari ini. Atau.. kamu seneng hari ini, De... coba cerita smaa Mami kenapa? Dengan cara begini, kita meng-install kebahagiaan pada anak."

"Gunanya?"
"Salah satunya, setiap kali kita minta anak melakukan tugas yang kurang menyenangkan misalnya, gosok gigi. Kita tepuk bahunya, sambil kita katakan, sikat gigi yuk, Dek..."

Sesungguhnya, saat kita mencari kebahagiaan di luar diri kita, kita telah menyia-nyiakan hal-hal berharga di sekeliling kita.
Yuk, kita mulai mensyukuri setiap nikmat yang telah dilimpahkan pada kita.

Orangtua yang menyayangi kita
Mertua yang penuh pengertian
Suami yang bertanggungjawab
Anak-anak yang cerdas
Lingkungan yang mendukung
Oksigen yang selalu tersedia untuk kita hirup...
Astaghfirullah...
nikmat apalagi yang aku dustakan selama ini, ya Rabb...

0 comments: