Pernah berada pada kondisi di mana akhirnya kita harus pasrah pada keadaan?
Bukan sembarang pasrah, tapi pasrah karena kita sudah melakukan berbagai upaya, sekuat tenaga, tapi hasil dari usaha kita belum juga menunjukkan hasilnya?
Aku pernah.
Beberapa waktu yang lalu...
Aku lagi kejar target tutup poin untuk naik ke level selanjutnya di bisnis online-ku. Rasanya usaha yang aku lakukan udah abis-abisan dech...
Belanja udah. Ngingetin para down*line juga gak pernah ketinggalan. Cari prospek juga terus dilakukan.
Tapi pas tutup poin, kok gak target juga ya...
Sampe akhirnya aku pasrah. Udah dech... what will be, will be...
Tutup buku, gak minta-minta lagi AR terakhir. Cukup sudah!!
Sampe suamiku bilang gini, "Kamu sudah usaha maksimal. Kalau target tidak tercapai, artinya emang belum rejeki kamu."
Di hari ke sekian bulan baru, aku baru berani minta AR bulan lalu.
TARRRRA!!!!
Ternyata ALHAMDULILLAH... Aku naik level:-) Terima kasih ya ALLAH.
Aku yakin, gak sedikit yang pernah berada pada posisi seperti aku. Sudah usaha mati-matian, kayaknya setiap celah sudah dicoba, setiap lubang gak lupa ditambal... tapi kok target masih gak tercapai... sampe akhirnya pasrah...
Pernah membayangkan! Jika seorang Atheis berada pada posisi seperti ini?
Karena gak percaya sama konsep KETUHANAN... artinya ia gak punya tempat bersandar ketika semua hal telah dilakukan.
Sibuk mencari kesalahan diri sendiri, menyalahkan orang lain, menyalahkan sistem. Padahal rejeki telah diatur sama ALLAH dengan rumus matematika yang gak pernah kita ketahui.
Susahkan... gak punya tempat meminta, gak punya tempat mengadu, gak punya tempat bersandar, tempat mencari ketenangan saat bimbang...
Duh, susahnya jadi ATHEIS...
Thursday, May 31, 2007
Susahnya jadi ATHEIS...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment